BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Islam
sebagai petunjuk Illahi mengandung implikasi kependidikan yang mampu membimbing
dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin, dan muttakin
melalui proses tahap demi tahap. Islam sebagai ajaran mengandung sisitem nilai
dimana proses pendidikan Islam berlangsung dan berkembang secara konsisten
untuk mencapai tujuannya. Pendidikan Islam yang diartikan sebagai suatu sistem
kependidikan yang m,encakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan
manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.
Pendidikan
yang berkembang dibagi menjadi dua kategori umum, pendidikan formal dan non
formal. Pendidikan formal adalah sistem pendidikan modern yang dibagi-bagi
secara berjenjang, tersusun, dan berurutan, sejak dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Selanjutnya, selain keterbatasan sekolah-sekolah dasar dan
ketidakefisiennya. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan belajar pokok lainnya mereka
bergantung pada lembaga pendidikan nonformal.
Pendidikan
nonformal yakni beraneka warna bentuk kegiatan pendidikan yang terorganisasi
atau setengah terorganisasi yang berlangsung diluar sistem persekolahan, yang
ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan belajar dari berbagai
kekompakan penduduk, baik tua maupun muda.
Banyaknya
lembaga pendidikan formal dan non formal di Indonesia sangatlah menunjang untuk
memajukan SDM yang berkualitas. Apalagi pendidikan tersebutn didalamnya
berkaitan dengan pendidikan agama Islam yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan ketakwaan dan keimanan SDM tersebut.
Adapun
yang menjadi objek penelitian adalah lembaga pendidikan formal yang terdiri dari SD Negeri 03
Nusajati, MI Darwata Nusajati, dan lembaga pendidikan nonformal yang terdiri
dari TPQ An-Nahdiyyah Salafiyyah Nusajati, dan PesantrenDarul ‘Ulum. Penulis
mengkaji pelaksanaan pendidikan Islam yang ada didalam lembaga pendidikan
tersebut dengan maksud mempelajari lebih dalam bagaimana proses pelaksanaan pendidikan
Islam yang ada.
Dari
latar belakang tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
pelaksanaan pendidikan Islam di lembaga pendidikan formal dan nonformalyang ada
didesa Nusajati. Adapun penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat
deskriptif dan hanya ingin mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan Islam yang
ada dilembaga pendidikan formal dan nonformal didesa Nusajati dengan disertai
data yang penulis temukan di lapangan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang berada dalam latar belakang diatas, maka penulis mengemukakan
rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana
pelaksanaan pendidikan Islam dilembaga pendidikan formal dan nonformal”
C.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan pendidikan
Islam dilembaga pendidikan formal dan nonformal di desa Nusajati.
2.
Manfaat
penelitian
a.
Sebagai upaya
peningkatan pengembangan ilmu pengetahuan
b.
Sebagai bahan
informasi ilmiah tentang pelaksanaan pendidikan Islam dilembaga pendidikan
formal dan nonformal di desa Nusajati
c.
Bagi para
pembaca untuk mempraktekan teori dan ilmu yang pernah diperoleh dalam kegiatan
pendidikan
BAB
II
GAMBARAN
UMUM DESA NUSAJATI
A.
Letak
Geografis
Lembaga
pendidikan yang menjadi lokasi penelitian terdiri dari lembaga pendidikan
formal dan nonformal, yang secara geografid terletak didesa Nusajati, Kecamatan
Sampang, Kabupaten Cilacap.
Desa
yang mempunyai tanah seluas kurang lebih 415,4 ha yang terdiri dari pemukiman,
sawah, ladang, lapangan dan lain sebaginya.
Adapun
batas-batas desa Nusajati adalah sebagai berikut :
1.
Sebelah selatan : desa
Sikampuh
2.
Sebelah timur : desa Karangjati dan desa Dentasari
3.
Sebelah barat : desa Paketingan
4.
Sebelah utara : desa Sidasari
(Observasi desa berdasarkan data profil
desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)
B.
Demografis
Desa
Nusajati mempunyai jumlah penduduk kurang lebih 5.546 orang. Adapun untuk
melihat secara jelasnya mengenai pendidikan, lembaga pendidikan dan mata
pencaharian pokok dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel I
Pendidikan desa Nusajati tahun 2010
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
(orang)
|
1
|
Belum sekolah
|
317
|
2
|
Usia 7-45 tahun tidak
pernah sekolah
|
-
|
3
|
Pernah sekolah SD
tetapi tidak tamat
|
-
|
4
|
Tamat SD/sederajat
|
3019
|
5
|
SLTP/sederajat
|
1730
|
6
|
SLTA/sederajat
|
435
|
7
|
D-1
|
6
|
8
|
D-2
|
7
|
9
|
D-3
|
14
|
10
|
S-1
|
18
|
11
|
S-2
|
-
|
12
|
S-3
|
-
|
(Observasi desa berdasarkan data
profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)
Tabel II
Lembaga Pendidikan desa Nusajati tahun 2010
No
|
Lembaga
Pendidikan
|
Jumlah
|
1
|
TK
|
1
unit
|
2
|
SD/sederajat
|
4
unit
|
3
|
SLTP/sederajat
|
-
|
4
|
SLTA/sederajat
|
-
|
5
|
Jumlah lembaga
pendidikan keagamaan
|
3
unit
|
(Observasi
desa berdasarkan data profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)
Tabel III
Mata pencaharian desa Nusajati tahun 2010
No
|
Mata
Pencaharian
|
Jumlah
(orang)
|
1
|
Petani
|
964
|
2
|
Buruh tani
|
1792
|
3
|
Buruh/swasta
|
774
|
4
|
Pegawai negeri
|
49
|
5
|
Pengrajin
|
2
|
6
|
Pedagang
|
122
|
7
|
Nelayan
|
65
|
(Observasi desa berdasarkan data
profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)
BAB III
GAMBARAN UMUM
LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL
A. Letak Geografis Lembaga
Pendidikan Formal dan Nonformal
Semua lembaga yang menjadi lokasi penelitian penulis
baik formal maupun non formal secara geografis terletak di Desa Nusajati
Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.
Adapun batas-batas lingkungannya yaitu :
1.
SDN 03 Nusajati
Batas sebelah selatan yakni lapangan;
sebelah timur yakni sawah; sebelah barat yakni TK; dan sebelah utara
yakni jalan raya.
2.
MI darwata Nusajati
Batas sebelah selatan yakni masjid; sebelah timur yakni gedung TPQ dan
sebelah barata dan utara yakni pemukiman warga.
3.
TPQ An-Nahdliyah Salafiyah
Batas sebelah selatan yakni masjid; sebelah timur yakni jalan raya;
sebelah barat dan utara MI Darwata Nusajati.
4.
Pesantren Darul ‘Ulum
Batas sebelah selatan yakni jalan; sebelah timur dan utara yakni
pemukiman warga; dan sebelah barat yakni mushola pondok dan gedung tempat KBM
berlangsung.
B. Keadaan Sarana, Prasarana
Serta Sumber Dana Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal
Berdirinya sebuah lembaga pendidikan baik formal
maupun non formal pastiolah tidak bisa lepas akan adanya kebutuhan sarana dan
prasarana serta dana yang digunakan sebagai fasilitas, untuk mendukung dan
mempermudah dalam pelaksanaan PBM. Walaupum pada hakikatnya tidaklah menjadi
penentu utama dalam pelaksanaan dan keberhasilan dari PBM tersebut.
1. Keadaan Sarana, Prasarana dan Sumber Dana Lembaga Pendidikan Formal
Sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan formal
yang diteliti yakni pada SDN 03 Nusajati dan MI Darwata Nusajati sudah cukup
memadai. Dari segi gedung (ruang kelas), perpustakaan dan lain sebagainya,
hanya saja fasilitas berupa alat peraga masih sangat minim. Adapun sumber dana
pada lembaga pendidikan ini sebagian dari dana BOS dan kekurangannya oleh
komite sekolah ditujukan kepada wali murid berupa dana infaq ataupun SPP.
Karena dana tersebut penting untuk menunjang operasional sekolah, seperti untuk
memperlancar KBM, memenuhi kebutuhan yang belum ada, dan lain sebagainya.
2. Keadaan Sarana, Prasarana dan Sumber Dana Lembaga Pendidikan Non Formal
Berbeda dengan sarana dan prasarana yang ada di
lembaga pendidikan formal yang sudah cukup memadai, pada lembaga pendidikan
nonformal seperti TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah dan Pesantren Darul Ulum masih
kurang memadai. Seperti pada TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah dalam PBMnya itu yang
akai gedung atau ruang kelas milik desa yang tidak terpakai disekitar MI
Darwata dan masjid yang gedung tersebut kurang memadai. Sedangkan
pada pesantren Darul Ulum walawpun sudah memiliki gedung sendiri, tapi gedung
tersebut kurang memadai. Tapi, mereka tetap semangat dan tetap gigih dalam
menggali ilmu agama.
TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah menggunakan dana yang
sangat minim dalam PBM, para santri hanya dibebani Rp 35.000,00 pertahunnya dan
pada setiap musim panen tiba setiap santri dibebani untuk membawa 2,5 kg beras.
Dengan dana yang sangat minim mereka tetap masih bertahan dan tetap semangat
dengan tekad yang bulat dan kedisiplinan yang tinggi antara ustadz dan santri-santrinya
itu. Sedangkan pada pesantren Darul Ulum, para santrinya hanya dibebani iuran
untuk membayar listrik tiap bulannya sekitar Rp 3.000,00 – Rp 5.000,00.
Pengasuh pesantren berusaha untuk tidak membebani masalah dana kepada para
santrinya, beliau hanya menginginkan para santrinya itu menjadi pintar dan
menghidupkan ajaran agama dengan baik dan benar. Adapun makan para santri
setiap harinya itu ditanggung oleh pondok tanpa para santri tersebut dipungut
biaya. Dari pihak pesantren mengusakannya walawpun makan seadanya saja.
Adapun sarana, prasarana dan dana bagi mereka bukanlah
prioritas yang utama. Karena tidaklah bisa terwujud secara maksimal.
C. Keadaan Guru dan Siswa
Lembaga Pendidikan Formal dan NonFormal
1. Keadaan guru dan siswa lembaga pendidikan formal
Pada SD N 03 Nusajati yang mempunyai 9 oranag tenaga
pengajar, 1 orang kepala sekolah, 1 petugas perpustakaan, dan 1 orang penjaga
sekolah. Adapun pendidikan daripada tenaga pengajar itu terdiri dari 1 orang
SLTP, 2 orang D-2, dan selebihnya berpendidikan S-1. Sedangkan pada MI Darwata Nusajati
mempunyai 10 tenaga pengajar yang
pendidikannya itu terdiri dari 5 orang S-1, dan selebihnya berpendidikan D-2
dan masih kuliah (mahasiswa). Pada MI itu lebih dibutuhkan lebih banyak tenaga
pengajar, dikarenakan mata pelajar yang lebih banyak dari pada mata pelajaran
yang ada di SD, seperti fiqh, akidah akhlak, ke-NU-an, sejarah Islam, BTA, dan
qur’an hadits.
Bila dilihat dari segi siswabaik di SD maupun di MI
itu rata-rat jumlah siswa perkelasnya yaitu kurang lebih 30 siswa. Namun, pada
SD mempunyi 6 rombongan belajar/ruang kelas dan pada MI mempunyi 7 rombongan
belajar (terdapat kelas parallel pada kelas 2 sejumlah 2 kelas).
2. Keadaan guru dan siswa lembaga pendidikan nonformal
Tenaga pengajar yang terdapat pada TPQ an-Nahdliyyah
Saalfiyyah hanya terdapat satu orang tenaga pengajar saja. Beliau mengajar
mulai dari kelas iqra’ yang terdapat 6 kelas (6 jilid) yang setiap beliau juga
mengajar kelas al-Qur’an dan kitab-kitab. Walawpun hany mempunyai 1 orang
tenaga pengajar saja, tapi karena adanya sebuah semangat dan kedisiplinan yang
tinggi maka beliau dapat mengatasi semua kelas dengan sendirian dengan system
bertahap para santrinya dalam masuk sekolah tersebut.
Berbeda dengan yang ada pada pesantren Darul Ulum
mempunyai beberapa tenaga pengajar yang sudah cukup kompeten. Dan santri yang
menimba ilmu disini tidak semuanya mondok dipesantren tapi ada juga yang
ditinggal dirumahnya masing-masing. Mereka hany mengikuti kajian pembelajaran yang
ada didalamnya saja. Walawpun dengan fasilitas yang masih kurang dan santrinya
masih sedikit tapi pembelajarannya sudah sudah terdapat kelas jurumiyyah,
al-‘imrithi dan alfiyyah serta didalamnya juga mengkaji kitab-kitab yang
lainnya mulaidari kitab yang ringan sampai kekitab yang berbobot, seperti
tafsir munir, shahih bukhari dan lain sebagainya.
BAB IV
PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM PADA LEMBAG PENDIDIKAN
FORMAL DAN NONFORMAL
A.
Tujuan Belajar dan
Pembelajaran
1.
SD Negeri 03 Nusajati
Berdasarkan
dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 29 desember 2010 bahwa
tujuan didirikannya SD tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai
dengan visi dan misinya yaitu :
a.
Visi
Mengedepankan prestasi berdasarkan iman dan taqwa.
b.
Misi
1.
Melaksanakan KBM dengan efektif
2.
Melakukan bimbangan belajar diluar jam sekolah
3.
Mengadakan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan
lembaga pendidikan.
2.
MI Darwata Nusajati
Berdasarkan
dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 29 desember 2010 bahwa
tujuan didirikannya MI tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai
dengan visi dan misinya yaitu :
a.
Visi
Membentuk generasi umat yang berakhlakul karimah,
berilmu, amaliyah, dan berwawasan mandiri.
b.
Misi
1.
Terwujud generasi umat yang santun dalam bertutur dan
berperilaku.
2.
Menyelenggarakan pendidikan yang berkealitas dan mampu
mengaktulisasikan dalam masyarakat.
3.
Mewujudkan keseimbangan pembelajaran dalam mempelajari
ilmu agama dan umum.
4.
Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel.
3.
Pesantren Darul ‘Ulum Nusajati
Berdasarkan
dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 01 januari 2011 bahwa
tujuan didirikannya pesantren Darul ‘Ulum tersebut dan tujuan mengajar/mendidik
yakni sesuai dengan visi dan misinya yaitu :
a.
Menghidupkan/melestarikan ajaran agama Islam
b.
Mencari ridla Allah SWT
c.
Menghilangkan kebodohan
d.
Memberikan ilmu pengetahuan agama
e.
Mencetak santri yang berkualitas dalam bidang agama
Islam dan menjadi santri yang shalih dan shalihah
4.
TPQ An-Nahdliyyah Salafiyyah
Berdasarkan
dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 29 desember 2010 bahwa
tujuan didirikannya TPQ tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai
dengan visi dan misinya yaitu :
a.
Menghidupkan/melestarikan ajaran agama Islam
b.
Mencari ridha Allah SWT
c.
Membebaskan/menghilangkan buta huruf al-Qur’an
d.
Memberikan ilmu pengetahuan dibidang agama Islam
B.
Pembelajaran
1.
SD Negeri 03 Nusajati
Dalam
melaksanakan pembelajarannya SDN 03 sudah memakai kurikulum KTSP yang sudah
berlaku dilembaga-lembaga pendidikan pada umumnya yang ditetapkan pemerintah
daerah setempat. Kurikulum yang merupakan suatu program pendidikan secara
ssistematik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Waktu
kegiatan yang digunakan untuk KBM yaitu seperti layaknya sekolah-sekolah umumnya,
masuk pukul 07.00 sampai pukul 10.00 (untuk kelas 1 dan kelas 2), pukul 13.00
(kelas 3-kelas 6). Adapun mata pelajarannya yaitu matematika, IPS, IPA, PPKN,
bahasa Indonesia, penjaskes, mulok, PAI dan lain sebagainya.
Saat
KBM berlangsyangung para pengajar menggunakan metode classical dengan memakai
kelompok belajar. Selain itu juga, menggunakan metode pembelajaran ceramah,
Tanya jawab dan diskusi yang hanya digunakan kelas 3 sampai kelas 6. Sedangkan,
evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis dan praktek. Ada mata pelajaran yang
hanya tes tertulis saja, ada yang praktek saja, dan ada juga mata pelajaran
yang tesnya memakai keduanya
2.
MI Darwata Nusajati
MI
Darwatadalam pelaksanaan pembelajrannya sama seperti yang ada pada SDN 03, dari
kurikulum yang menggunakan KTSP, metode menggunakan tes tertulis, praktek dan
lisan. Tapi bedanya mata pelajaran tambahan mata pelajaran yang lebih banyak
yang berkaitan dengan agama, seperti fiqh, BTA, akidah akhlak, ke-NU-an,
sejarah Islam, qur’an hadits.
3.
Pesantren Darul ‘Ulum Nusajati
Berbeda
pada pelaksanaan pembelajaran yang ada pada lembaga pendidikan formal. Pada
pesantren Darul ‘Ulum yang merupakan salah satu bentuk dari lembaga pendidikan
nonformal yang belum mempunyai kurikulum secara baku atau secara tertulis, seperti
yang sudah ada pada lembaga pendidikan formal. Waktu yang dimanfaatkan untuk
KBM yaitu setiap kali ba’da shalat. Adapun mata pelajaran yang dikaji antara
lain yaitu jurumiyyah, al-‘Imrithi, alfiyyah, mabadi, Fatkhul Qorib, tafsir
Jalalain, shahih BUkhari dan lain sebagainya.
Pada
pesantren ini menggunakan system classical dengan metode yang dipakai yaitu
metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, praktek dan demonstrasi. Dan evaluasinya
menggunakan tes tertulis, hafalan dan praktek.
4.
TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah
TPQ
an-Nahdliyyah Salafiyyah pelaksanaan pembelajarannnya yang ada didalamnya belum
mempunyai kurikulum yang baku/tertulis, tapi mempunyai hanya taget yang sudah
pasti pada PBM-nya. Dikarenakan hanya mempunyai 1 orang pengajar saja dengan
jumlah santri kurang lebih 70-100 santr dengan system bertahap yang waktu
pembelajarannya itu mulai dari pukul 14.00 sampai dengan masuknya waktu shalat
‘Isya. Adapun mata pelajaran yang dikaji yaitu iqra’ jilid 1-6, al-Qur’an,
mabadi dan kitab-kitab yang lainnya.
Berbeda
dengan lembaga pendidikan yang lainnya, evaluasi yang digunakan yakni pada
akhir semester ataupun pada akhirus sanah. Tetapi, pada TPQ ini setiap kali
santri selesai mengaji/KBM diadakannya sebuah evaluasi ataupun praktek langsung
dan pada akhir semester ataupun pada akhirus sanah evaluasi yang digunakan
yakni tes tertulis dan praktek/lisan.
C.
Kendala Dalam KBM Lembaga Pendidikan Formal dan NonFormal
1.
Kendala dalam KBM lembaga pendidikan formal
Pada
lembaga pendidikan formal yang dilihat dari fasilitas yang ada sudah cukup
memadai, tapi tetap ada masih adanya kendala, antara lain yaitu :
a.
Latar belakang tenaga pengajar dengan apa yang mereka
ajarkan kurang adanya kesesuaian.
b.
Siswa yang belum cukup umur untuk masuk sekolah
ataupun siswa yang IQ-nya kurang, maka terdapat sebuah kesulitan dalam
pembelajaran dan dengan siswa yang lainnya.
c.
Walawpun adanya BOS, tetapi didalamnya masih saja
terdapat kekurangan dibidang fasilitas untuk pembelajarannya, seperti buku
pegangan guru dan siswa, alat peraga dan lain sebagainya.
d.
Siswa yang bergaul dengan orang yang tidak sesuai
umurnya, maka akan mengakibatkan tingkah lakunya itu menjadi semaunya sendiri
dan cenderung terjadinya sebuah kriminalitas dari siswa tersebut.
Adapun
langkah-langkah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, yaitu :
a.
Guru memberikan nasihat ataupun pengarahan terhadap
siswa yang berperilaku yang kurang baik.
b.
Guru dituntut kreatif, inovatif, evektif dan lain
sebagainya.
2.
Kendala dalam KBM lembaga pendidikan nonformal
Kendala
yang kerap terjadi pada lembaga pendidikan nonformal ini berbeda dengan apa
yang terjadi pada lembaga pendidikan formal. Adapun kendalanya antara lain,
yaitu :
a.
Dana yang sangatlah minim, sehingga fasilitasbyang
digunakan menjadi kurang memadai.
b.
Adanya teknologi elektronik menyebabkan santri
terlambat atau agak susah untuk berangkat mengaji.
c.
Belum adanya kurikulum yang menjadi landasan program
pengajaran.
Sedangkan langkah-langkah
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, antara lain yaitu :
a.
Adanya sebuah kenegasan dari ustadznya, seperti adanya
sebuah hukuman dan lain sebagainya.
b.
Ustadz dituntut harus mempunyai target yang pasti
dalam PBM berlangsung.
c.
Adanya sebuah kedisiplinan yang diterapkan oleh
asatidznya dan santrinya.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan laporan yang telah dipaparkan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan
pembelajaran yang ada di Lembaga Pendidikan Islam Formal dan Non Formal sudah
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.
Materi
yang disampaikan telah disesuaikan dengan kemampuan siswa baik dalam Lembaga
Formal maupun NonFormal.
3.
Metode
yang digunakan rata-rata adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan hafalan/
praktek langsung.
4.
Evaluasi
yang digunakan oleh lembaga pendidikan formal dan non formal yakni tes
tertulis, praktek dan hafalan.
5.
Sarana
dan prasarana baik pada lembaga formal maupun non formal sangatlah menunjang
dalam proses pembelajaran walaupun bukan faktor yang paling utama.
B. Saran-Saran
Dari hasil
penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1.
Menggunakan
waktu yang ada dengan sebaik mungkin.
2.
Hendaknya
semua pemeluk agama islam menyadari betapa pentingnya pendidikan islam.
3.
Disiplin,
semangat, ulet dan kreatifitas serta motivasi harus selalu dijaga.
4.
Memaksimalkan
apa yang ada disekeliling kita sebagai penunjang KBM.
5.
Mensyukuri
segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.