PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL DI DESA NUSA JATI SAMPANG CILACAP


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Islam sebagai petunjuk Illahi mengandung implikasi kependidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin, dan muttakin melalui proses tahap demi tahap. Islam sebagai ajaran mengandung sisitem nilai dimana proses pendidikan Islam berlangsung dan berkembang secara konsisten untuk mencapai tujuannya. Pendidikan Islam yang diartikan sebagai suatu sistem kependidikan yang m,encakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.
Pendidikan yang berkembang dibagi menjadi dua kategori umum, pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah sistem pendidikan modern yang dibagi-bagi secara berjenjang, tersusun, dan berurutan, sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selanjutnya, selain keterbatasan sekolah-sekolah dasar dan ketidakefisiennya. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan belajar pokok lainnya mereka bergantung pada lembaga pendidikan nonformal.
Pendidikan nonformal yakni beraneka warna bentuk kegiatan pendidikan yang terorganisasi atau setengah terorganisasi yang berlangsung diluar sistem persekolahan, yang ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan belajar dari berbagai kekompakan penduduk, baik tua maupun muda.
Banyaknya lembaga pendidikan formal dan non formal di Indonesia sangatlah menunjang untuk memajukan SDM yang berkualitas. Apalagi pendidikan tersebutn didalamnya berkaitan dengan pendidikan agama Islam yang mana hal tersebut dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan SDM tersebut.
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah lembaga pendidikan  formal yang terdiri dari SD Negeri 03 Nusajati, MI Darwata Nusajati, dan lembaga pendidikan nonformal yang terdiri dari TPQ An-Nahdiyyah Salafiyyah Nusajati, dan PesantrenDarul ‘Ulum. Penulis mengkaji pelaksanaan pendidikan Islam yang ada didalam lembaga pendidikan tersebut dengan maksud mempelajari lebih dalam bagaimana proses pelaksanaan pendidikan Islam yang ada.
Dari latar belakang tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang pelaksanaan pendidikan Islam di lembaga pendidikan formal dan nonformalyang ada didesa Nusajati. Adapun penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan hanya ingin mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan Islam yang ada dilembaga pendidikan formal dan nonformal didesa Nusajati dengan disertai data yang penulis temukan di lapangan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang berada dalam latar belakang diatas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam dilembaga pendidikan formal dan nonformal”

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan pendidikan Islam dilembaga pendidikan formal dan nonformal di desa Nusajati.
2.      Manfaat penelitian
a.       Sebagai upaya peningkatan pengembangan ilmu pengetahuan
b.      Sebagai bahan informasi ilmiah tentang pelaksanaan pendidikan Islam dilembaga pendidikan formal dan nonformal di desa Nusajati
c.       Bagi para pembaca untuk mempraktekan teori dan ilmu yang pernah diperoleh dalam kegiatan pendidikan
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA NUSAJATI

A.    Letak Geografis
Lembaga pendidikan yang menjadi lokasi penelitian terdiri dari lembaga pendidikan formal dan nonformal, yang secara geografid terletak didesa Nusajati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap.
Desa yang mempunyai tanah seluas kurang lebih 415,4 ha yang terdiri dari pemukiman, sawah, ladang, lapangan dan lain sebaginya.
Adapun batas-batas desa Nusajati adalah sebagai berikut :
1.      Sebelah selatan : desa Sikampuh
2.      Sebelah timur : desa Karangjati dan desa Dentasari
3.      Sebelah barat  : desa Paketingan
4.      Sebelah utara  : desa Sidasari
(Observasi desa berdasarkan data profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)

B.     Demografis
Desa Nusajati mempunyai jumlah penduduk kurang lebih 5.546 orang. Adapun untuk melihat secara jelasnya mengenai pendidikan, lembaga pendidikan dan mata pencaharian pokok dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel I
Pendidikan desa Nusajati tahun 2010
No
Pendidikan
Jumlah (orang)
1
Belum sekolah
317
2
Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah
-
3
Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat
-
4
Tamat SD/sederajat
3019
5
SLTP/sederajat
1730
6
SLTA/sederajat
435
7
D-1
6
8
D-2
7
9
D-3
14
10
S-1
18
11
S-2
-
12
S-3
-
        (Observasi desa berdasarkan data profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)

Tabel II
Lembaga Pendidikan desa Nusajati tahun 2010
No
Lembaga Pendidikan
Jumlah
1
TK
1 unit
2
SD/sederajat
4 unit
3
SLTP/sederajat
-
4
SLTA/sederajat
-
5
Jumlah lembaga pendidikan keagamaan
3 unit
         (Observasi desa berdasarkan data profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)

Tabel III
Mata pencaharian desa Nusajati tahun 2010
No
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
1
Petani
964
2
Buruh tani
1792
3
Buruh/swasta
774
4
Pegawai negeri
49
5
Pengrajin
2
6
Pedagang
122
7
Nelayan
65
        (Observasi desa berdasarkan data profil desa/kelurahan tahun 2009,
pada tanggal 29 Desember 2010)

BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL

A.    Letak Geografis Lembaga Pendidikan Formal dan Nonformal
Semua lembaga yang menjadi lokasi penelitian penulis baik formal maupun non formal secara geografis terletak di Desa Nusajati Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.
Adapun batas-batas lingkungannya yaitu :
1.      SDN 03 Nusajati
Batas sebelah selatan yakni lapangan;  sebelah timur yakni sawah; sebelah barat yakni TK; dan sebelah utara yakni jalan raya.
2.      MI darwata Nusajati
Batas sebelah selatan yakni masjid; sebelah timur yakni gedung TPQ dan sebelah barata dan utara yakni pemukiman warga.
3.      TPQ An-Nahdliyah Salafiyah
Batas sebelah selatan yakni masjid; sebelah timur yakni jalan raya; sebelah barat dan utara MI Darwata Nusajati.
4.      Pesantren Darul ‘Ulum
Batas sebelah selatan yakni jalan; sebelah timur dan utara yakni pemukiman warga; dan sebelah barat yakni mushola pondok dan gedung tempat KBM berlangsung.

B.     Keadaan Sarana, Prasarana Serta Sumber Dana Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal
Berdirinya sebuah lembaga pendidikan baik formal maupun non formal pastiolah tidak bisa lepas akan adanya kebutuhan sarana dan prasarana serta dana yang digunakan sebagai fasilitas, untuk mendukung dan mempermudah dalam pelaksanaan PBM. Walaupum pada hakikatnya tidaklah menjadi penentu utama dalam pelaksanaan dan keberhasilan dari PBM tersebut.

1.      Keadaan Sarana, Prasarana dan Sumber Dana Lembaga Pendidikan Formal
Sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan formal yang diteliti yakni pada SDN 03 Nusajati dan MI Darwata Nusajati sudah cukup memadai. Dari segi gedung (ruang kelas), perpustakaan dan lain sebagainya, hanya saja fasilitas berupa alat peraga masih sangat minim. Adapun sumber dana pada lembaga pendidikan ini sebagian dari dana BOS dan kekurangannya oleh komite sekolah ditujukan kepada wali murid berupa dana infaq ataupun SPP. Karena dana tersebut penting untuk menunjang operasional sekolah, seperti untuk memperlancar KBM, memenuhi kebutuhan yang belum ada, dan lain sebagainya.       
2.      Keadaan Sarana, Prasarana dan Sumber Dana Lembaga Pendidikan Non Formal
Berbeda dengan sarana dan prasarana yang ada di lembaga pendidikan formal yang sudah cukup memadai, pada lembaga pendidikan nonformal seperti TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah dan Pesantren Darul Ulum masih kurang memadai. Seperti pada TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah dalam PBMnya itu yang akai gedung atau ruang kelas milik desa yang tidak terpakai disekitar MI Darwata dan masjid yang gedung tersebut kurang memadai. Sedangkan pada pesantren Darul Ulum walawpun sudah memiliki gedung sendiri, tapi gedung tersebut kurang memadai. Tapi, mereka tetap semangat dan tetap gigih dalam menggali ilmu agama.
TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah menggunakan dana yang sangat minim dalam PBM, para santri hanya dibebani Rp 35.000,00 pertahunnya dan pada setiap musim panen tiba setiap santri dibebani untuk membawa 2,5 kg beras. Dengan dana yang sangat minim mereka tetap masih bertahan dan tetap semangat dengan tekad yang bulat dan kedisiplinan yang tinggi antara ustadz dan santri-santrinya itu. Sedangkan pada pesantren Darul Ulum, para santrinya hanya dibebani iuran untuk membayar listrik tiap bulannya sekitar Rp 3.000,00 – Rp 5.000,00. Pengasuh pesantren berusaha untuk tidak membebani masalah dana kepada para santrinya, beliau hanya menginginkan para santrinya itu menjadi pintar dan menghidupkan ajaran agama dengan baik dan benar. Adapun makan para santri setiap harinya itu ditanggung oleh pondok tanpa para santri tersebut dipungut biaya. Dari pihak pesantren mengusakannya walawpun makan seadanya saja.
Adapun sarana, prasarana dan dana bagi mereka bukanlah prioritas yang utama. Karena tidaklah bisa terwujud secara maksimal.                 

C.    Keadaan Guru dan Siswa Lembaga Pendidikan Formal dan NonFormal      
1.      Keadaan guru dan siswa lembaga pendidikan formal
Pada SD N 03 Nusajati yang mempunyai 9 oranag tenaga pengajar, 1 orang kepala sekolah, 1 petugas perpustakaan, dan 1 orang penjaga sekolah. Adapun pendidikan daripada tenaga pengajar itu terdiri dari 1 orang SLTP, 2 orang D-2, dan selebihnya berpendidikan S-1.  Sedangkan pada MI Darwata Nusajati mempunyai  10 tenaga pengajar yang pendidikannya itu terdiri dari 5 orang S-1, dan selebihnya berpendidikan D-2 dan masih kuliah (mahasiswa). Pada MI itu lebih dibutuhkan lebih banyak tenaga pengajar, dikarenakan mata pelajar yang lebih banyak dari pada mata pelajaran yang ada di SD, seperti fiqh, akidah akhlak, ke-NU-an, sejarah Islam, BTA, dan qur’an hadits.
Bila dilihat dari segi siswabaik di SD maupun di MI itu rata-rat jumlah siswa perkelasnya yaitu kurang lebih 30 siswa. Namun, pada SD mempunyi 6 rombongan belajar/ruang kelas dan pada MI mempunyi 7 rombongan belajar (terdapat kelas parallel pada kelas 2 sejumlah 2 kelas).
2.      Keadaan guru dan siswa lembaga pendidikan nonformal
Tenaga pengajar yang terdapat pada TPQ an-Nahdliyyah Saalfiyyah hanya terdapat satu orang tenaga pengajar saja. Beliau mengajar mulai dari kelas iqra’ yang terdapat 6 kelas (6 jilid) yang setiap beliau juga mengajar kelas al-Qur’an dan kitab-kitab. Walawpun hany mempunyai 1 orang tenaga pengajar saja, tapi karena adanya sebuah semangat dan kedisiplinan yang tinggi maka beliau dapat mengatasi semua kelas dengan sendirian dengan system bertahap para santrinya dalam masuk sekolah tersebut.
Berbeda dengan yang ada pada pesantren Darul Ulum mempunyai beberapa tenaga pengajar yang sudah cukup kompeten. Dan santri yang menimba ilmu disini tidak semuanya mondok dipesantren tapi ada juga yang ditinggal dirumahnya masing-masing. Mereka hany mengikuti kajian pembelajaran yang ada didalamnya saja. Walawpun dengan fasilitas yang masih kurang dan santrinya masih sedikit tapi pembelajarannya sudah sudah terdapat kelas jurumiyyah, al-‘imrithi dan alfiyyah serta didalamnya juga mengkaji kitab-kitab yang lainnya mulaidari kitab yang ringan sampai kekitab yang berbobot, seperti tafsir munir, shahih bukhari dan lain sebagainya.

BAB IV
PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM PADA LEMBAG PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL
A.    Tujuan Belajar dan Pembelajaran
1.      SD Negeri 03 Nusajati
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 29 desember 2010 bahwa tujuan didirikannya SD tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai dengan visi dan misinya yaitu :
a.       Visi
Mengedepankan prestasi berdasarkan iman dan taqwa.
b.      Misi
1.      Melaksanakan KBM dengan efektif
2.      Melakukan bimbangan belajar diluar jam sekolah
3.      Mengadakan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan lembaga pendidikan.
2.      MI Darwata Nusajati
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 29 desember 2010 bahwa tujuan didirikannya MI tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai dengan visi dan misinya yaitu :
a.       Visi
Membentuk generasi umat yang berakhlakul karimah, berilmu, amaliyah, dan berwawasan mandiri.
b.      Misi
1.      Terwujud generasi umat yang santun dalam bertutur dan berperilaku.
2.      Menyelenggarakan pendidikan yang berkealitas dan mampu mengaktulisasikan dalam masyarakat.
3.      Mewujudkan keseimbangan pembelajaran dalam mempelajari ilmu agama dan umum.
4.      Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
3.      Pesantren Darul ‘Ulum Nusajati
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 01 januari 2011 bahwa tujuan didirikannya pesantren Darul ‘Ulum tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai dengan visi dan misinya yaitu :
a.       Menghidupkan/melestarikan ajaran agama Islam
b.      Mencari ridla Allah SWT
c.       Menghilangkan kebodohan
d.      Memberikan ilmu pengetahuan agama
e.       Mencetak santri yang berkualitas dalam bidang agama Islam dan menjadi santri yang shalih dan shalihah
4.      TPQ An-Nahdliyyah Salafiyyah
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan nara sumber pada tanggal 29 desember 2010 bahwa tujuan didirikannya TPQ tersebut dan tujuan mengajar/mendidik yakni sesuai dengan visi dan misinya yaitu :
a.       Menghidupkan/melestarikan ajaran agama Islam
b.      Mencari ridha Allah SWT
c.       Membebaskan/menghilangkan buta huruf al-Qur’an
d.      Memberikan ilmu pengetahuan dibidang agama Islam

B.     Pembelajaran
1.      SD Negeri 03 Nusajati
Dalam melaksanakan pembelajarannya SDN 03 sudah memakai kurikulum KTSP yang sudah berlaku dilembaga-lembaga pendidikan pada umumnya yang ditetapkan pemerintah daerah setempat. Kurikulum yang merupakan suatu program pendidikan secara ssistematik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Waktu kegiatan yang digunakan untuk KBM yaitu seperti layaknya sekolah-sekolah umumnya, masuk pukul 07.00 sampai pukul 10.00 (untuk kelas 1 dan kelas 2), pukul 13.00 (kelas 3-kelas 6). Adapun mata pelajarannya yaitu matematika, IPS, IPA, PPKN, bahasa Indonesia, penjaskes, mulok, PAI dan lain sebagainya.
Saat KBM berlangsyangung para pengajar menggunakan metode classical dengan memakai kelompok belajar. Selain itu juga, menggunakan metode pembelajaran ceramah, Tanya jawab dan diskusi yang hanya digunakan kelas 3 sampai kelas 6. Sedangkan, evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis dan praktek. Ada mata pelajaran yang hanya tes tertulis saja, ada yang praktek saja, dan ada juga mata pelajaran yang tesnya memakai keduanya
2.      MI Darwata Nusajati
MI Darwatadalam pelaksanaan pembelajrannya sama seperti yang ada pada SDN 03, dari kurikulum yang menggunakan KTSP, metode menggunakan tes tertulis, praktek dan lisan. Tapi bedanya mata pelajaran tambahan mata pelajaran yang lebih banyak yang berkaitan dengan agama, seperti fiqh, BTA, akidah akhlak, ke-NU-an, sejarah Islam, qur’an hadits.
3.      Pesantren Darul ‘Ulum Nusajati
Berbeda pada pelaksanaan pembelajaran yang ada pada lembaga pendidikan formal. Pada pesantren Darul ‘Ulum yang merupakan salah satu bentuk dari lembaga pendidikan nonformal yang belum mempunyai kurikulum secara baku atau secara tertulis, seperti yang sudah ada pada lembaga pendidikan formal. Waktu yang dimanfaatkan untuk KBM yaitu setiap kali ba’da shalat. Adapun mata pelajaran yang dikaji antara lain yaitu jurumiyyah, al-‘Imrithi, alfiyyah, mabadi, Fatkhul Qorib, tafsir Jalalain, shahih BUkhari dan lain sebagainya.
Pada pesantren ini menggunakan system classical dengan metode yang dipakai yaitu metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, praktek dan demonstrasi. Dan evaluasinya menggunakan tes tertulis, hafalan dan praktek.
4.      TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah
TPQ an-Nahdliyyah Salafiyyah pelaksanaan pembelajarannnya yang ada didalamnya belum mempunyai kurikulum yang baku/tertulis, tapi mempunyai hanya taget yang sudah pasti pada PBM-nya. Dikarenakan hanya mempunyai 1 orang pengajar saja dengan jumlah santri kurang lebih 70-100 santr dengan system bertahap yang waktu pembelajarannya itu mulai dari pukul 14.00 sampai dengan masuknya waktu shalat ‘Isya. Adapun mata pelajaran yang dikaji yaitu iqra’ jilid 1-6, al-Qur’an, mabadi dan kitab-kitab yang lainnya.
Berbeda dengan lembaga pendidikan yang lainnya, evaluasi yang digunakan yakni pada akhir semester ataupun pada akhirus sanah. Tetapi, pada TPQ ini setiap kali santri selesai mengaji/KBM diadakannya sebuah evaluasi ataupun praktek langsung dan pada akhir semester ataupun pada akhirus sanah evaluasi yang digunakan yakni tes tertulis dan praktek/lisan.

C.    Kendala Dalam KBM Lembaga Pendidikan Formal dan NonFormal
1.      Kendala dalam KBM lembaga pendidikan formal
Pada lembaga pendidikan formal yang dilihat dari fasilitas yang ada sudah cukup memadai, tapi tetap ada masih adanya kendala, antara lain yaitu :
a.       Latar belakang tenaga pengajar dengan apa yang mereka ajarkan kurang adanya kesesuaian.
b.      Siswa yang belum cukup umur untuk masuk sekolah ataupun siswa yang IQ-nya kurang, maka terdapat sebuah kesulitan dalam pembelajaran dan dengan siswa yang lainnya.
c.       Walawpun adanya BOS, tetapi didalamnya masih saja terdapat kekurangan dibidang fasilitas untuk pembelajarannya, seperti buku pegangan guru dan siswa, alat peraga dan lain sebagainya.
d.      Siswa yang bergaul dengan orang yang tidak sesuai umurnya, maka akan mengakibatkan tingkah lakunya itu menjadi semaunya sendiri dan cenderung terjadinya sebuah kriminalitas dari siswa tersebut.
Adapun langkah-langkah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, yaitu :
a.       Guru memberikan nasihat ataupun pengarahan terhadap siswa yang berperilaku yang kurang baik.
b.      Guru dituntut kreatif, inovatif, evektif dan lain sebagainya.
2.      Kendala dalam KBM lembaga pendidikan nonformal
Kendala yang kerap terjadi pada lembaga pendidikan nonformal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada lembaga pendidikan formal. Adapun kendalanya antara lain, yaitu :
a.       Dana yang sangatlah minim, sehingga fasilitasbyang digunakan menjadi kurang memadai.
b.      Adanya teknologi elektronik menyebabkan santri terlambat atau agak susah untuk berangkat mengaji.
c.       Belum adanya kurikulum yang menjadi landasan program pengajaran.
Sedangkan langkah-langkah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, antara lain yaitu :
a.       Adanya sebuah kenegasan dari ustadznya, seperti adanya sebuah hukuman dan lain sebagainya.
b.      Ustadz dituntut harus mempunyai target yang pasti dalam PBM berlangsung.
c.       Adanya sebuah kedisiplinan yang diterapkan oleh asatidznya dan santrinya.















BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penulisan laporan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pelaksanaan pembelajaran yang ada di Lembaga Pendidikan Islam Formal dan Non Formal sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.      Materi yang disampaikan telah disesuaikan dengan kemampuan siswa baik dalam Lembaga Formal maupun NonFormal.
3.      Metode yang digunakan rata-rata adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan hafalan/ praktek langsung.
4.      Evaluasi yang digunakan oleh lembaga pendidikan formal dan non formal yakni tes tertulis, praktek dan hafalan.
5.      Sarana dan prasarana baik pada lembaga formal maupun non formal sangatlah menunjang dalam proses pembelajaran walaupun bukan faktor yang paling utama.

B.     Saran-Saran
Dari hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1.      Menggunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin.
2.      Hendaknya semua pemeluk agama islam menyadari betapa pentingnya pendidikan islam.
3.      Disiplin, semangat, ulet dan kreatifitas serta motivasi harus selalu dijaga.
4.      Memaksimalkan apa yang ada disekeliling kita sebagai penunjang KBM.
5.      Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »