Bi'ah 'Arabiyah

Bi`ah ‘Arabiyyah
1.    Pengertian Bi`ah ‘Arabiyyah
             Bi`ah yang dalam bahasa Indonesia diartikan “lingkungan” berkata dasar “lingkung” dan berakhiran “-an” yang bermakna daerah (kawasan dsb) yang termasuk di dalamnya (KBBI, 2007: 675).   
               Menurut Ahmad Fuad Effendy lingkungan bahasa (bi`ah lughawiyyah) adalah segala sesuatu yang didengar dan dilihat oleh pembelajar berkaitan dengan bahasa target yang sedang dipelajari (Ahmad Fuad Effendy, 2009: 207). Yang dimaksud dengan bahasa target dalam lingkungan bahasa  Arab (bi`ah ‘arābiyyah) disini yaitu bahasa Arab. Bi’ah Arabiyyah berarti lingkungan berbahasa Arab. Keberhasilan belajar bahasa Arab sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di mana siswa belajar bahasa dan dimana dia bertempat tinggal. Dengan lingkungan yang bernuansa bahasa Arabsiswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan mempraktekkan bahasa Arab, sehingga pada akhirnya dia terbiasa berbahasa Arab dengan reflek.
           Dalam lingkungan bahasa haruslah ada beberapa komponen yang saling mendukung, komponen yang paling penting dalam lingkungan bahasa tersebut adalah masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya masyarakat mustahil sebuah lingkungan akan terbentuk. Masyarakat sangat erat kaitannya dengan pengajaran dan pengembangan bahasa Arab. Kata masyarakat bisa diartikan sebagai sekelompok orang (dalam jumlah yang banyaknya relatif), yang merasa sebangsa dan sewilayah tempat tinggal. Yang dimaksud dengan masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama (Abdul Chaer, 1994: 59). Masyarakat bahasa dalam hal ini adalah masyarakat yang multilingual (menggunakan banyak bahasa) sebagai contoh masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multilingual yaitu mengugunakan bahasa Indonesia, bahasa daerahnya sendiri, dan menguasai pula bahasa daerah lain atau bahasa asing.
         Sekelompok manusia akan terbiasa menggunakan suatu bahasa karena mereka membutuhkan komunikasi secara terus menerus untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang ada dalam hati. Jadi, seseorang yang ingin mempelajari bahasa asing berarti harus sadar dengan seluruh daya upaya untuk membentuk kebiasaan baru, sedangkan pada saat mempelajari bahasa Ibu (bahasa nasional) proses itu berjalan dengan tanpa sadar (Juwairiyah Dahlan, 1992: 36).
             Dalam dunia belajar mengajar bahasa, dikenal istilah pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa adalah proses penguasaan bahasa kedua secara alamiah melalui bawah sadar dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang menggunakan bahasa tersebut. Sedangkan belajar bahasa adalah proses penguasaan bahasa, terutama kaidah-kaidahnya, secara sadar sebagai akibat dari pengujaran oleh guru atau sebagai hasil belajar secara mandiri (Ahmad Fuad Effendy, 2009: 205).
2.      Prasyarat Penciptaan Bi`ah ‘Arabiyyah
                        Ahmad Fuad Effendy (2009: 208) mengatakan bahwa untuk dapat menciptakan lingkungan bahasa Arab (bi`ah ‘arabiyyah) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
a.       Adanya sikap positif kepada bahasa Arab dan komitmen yang kuat untuk memajukan pengajaran bahasa Arab dari pihak-pihak terkait. Ada dua pihak yang dimaksudkan yaitu guru bahasa Arab itu sendiri dan pimpinan lembaga.
b.      Adanya beberapa figur di lingkungan lembaga pendidikan yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab, figur ini berperan sebagai penggerak sekaligus tim kreatif untuk menciptakan bi`ah ‘arabiyyah.
c.       Tersedianya alokasi dana yang memadai untuk pengadaan sarana yang diperlukan untuk menciptakan bi`ah ‘arabiyyah.
3.      Macam-macam Bi`ah ‘Arabiyyah
               Lingkungan dalam proses pembelajaran bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan bahasa Arab peserta didik, karena lingkunganlah yang akan merangsang dan memaksa peserta didik untuk beradaptasi, praktek dan membiasakan menggunakan bahasa Arab.
       Lingkungan yang berpengaruh terhadap proses belajar bahasa tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan yang diciptakan secara formal, yaitu pengajaran di kelas, dan lingkungan informal seperti yang terjadi di masyarakat penutur bahasa yang dipelajari.
a.       Lingkungan bahasa Arab formal
      Lingkungan bahasa Arab formal merupakan lingkungan bahasa yang sengaja diciptakan untuk membantu siswa belajar bahasa (Nurhadi, 1995: 47). Lingkungan kelas karena sifatnya yang sengaja diciptakan memilki karakteristik khusus yaitu terprogram. Sebagai contoh, penjelasan tentang tata bahasa.
             Steinberg menyebutkan karakteristik lingkungan pembelajaran bahasa di kelas (lingkungan formal) ada lima segi yaitu (http://bone-rampung.blogspot.com/2012/10/lingkungan-bahasa_6281.html, dikutip pada hari kamis tanggal 3 Oktober 2013 pukul 11:08 WIB):
1)      Lingkungan pembelajaran bahasa dikelas sangat diwarnai oleh faktor psikologi sosial kelas yang meliputi penyesuaian-penyusaian, disiplin, dan prosedur yang digunakan.
2)      Di lingkungan kelas (lingkungan formal) dilakukan praseleksi terhadap data linguistik, yang dilakukan oleh guru berdasarkan kurikulum yang digunakan.
3)      Di lingkungan kelas disajikan kaidah-kaidah gramatikal untuk meningkatkan kualitas berbahasa siswa yang tidak dijumpai di lingkungan alamiah (lingkungan informal).
4)      Di lingkungan kelas sering disajikan data dan situasi bahasa yang artifisial (buatan), tidak seperti dalam lingkungan kebahasaan alamiah.
5)      Di lingkungan kelas disediakan alat-alat peraga seperti buku teks, buku penunjang, papan tulis, tugas-tugas yang harus diselasaikan,dan sebagainya.
                 Lingkungan formal ini dapat memberikan masukan kepada pembelajar berupa pemerolehan wacana bahasa (keterampilan berbahasa) ataupun sistem bahasa ‎‎(pengetahuan unsur-unsur bahasa), tergantung kepada bagaimana tipe pembelajaran atau metode yang digunakan oleh guru. Lingkungan kelas sebagai salah satu lingkungan belajar bahasa mempunyai sumbangan tertentu terhadap pemerolehan bahasa kedua, yaitu antara lain membuat siswa lebih dapat bervariasi dalam menggunakan bahasanya sesuai dengan situasi penggunaannya, pembelajar dapat menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah yang telah mereka pelajari.
b.      Ligkungan bahasa Arab Informal
                 Lingkungan bahasa Arab informal adalah lingkungan berbahasa sebenarnya. Dalam hal ini adalah negeri Arab itu sendiri. Pembelajar bahasa Arab di Indonesia tidak akan menemukan lingkungan seperti itu, meskipun dia tinggal di kampung Arab. Oleh karena itu perlu diciptakan lingkungan bahasa Arab. Apabila berhasil, tidak mustahil akan tercipta lingkungan yang mendekati lingkungan Arab yang sesungguhnya (Ahmad Fuad Effendy, 2009: 210). Lingkungan bahasa Arab ini terjadi secara alami. Menurut Nurhadi (1995: 48) yang tergolong kedalam lingkungan informal adalah bahasa yang dipakai teman sebaya, bahasa orangtua bahasa yang dipakai anggota kelompok penutur bahasa yang dipelajari, bahasa yang dipakai di media cetak atau elektronika (koran, televisi atau radio) dan bahasa yang dipakai oleh guru ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Yang dimaksud dengan bahasa guru adalah guru sebagai penutur bukan penjelasan tentang tata bahasanya.
                 Menciptakan bahasa Arab informal tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan kesabaran, ketelatenan, konsistensi, waktu yang panjang dan beberapa strategi. Strategi-strategi tersebut antara lain sebagai berikut (Ahmad Fuad Effendy, 2009: 210):
1)      Sumberdaya manusia
          Sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi komunikatif bahasa Arab baik lisan maupun tulis dijadikan model sekaligus penggerak aktivitas kebahasa Araban dalam kegiatn komunikasi di madrasah. Kemampuan guru dalam komunikasi lisan bahasa Arab ini, baik lisan maupun tulis, perlu terus ditingkatkan dengan berbagai cara yang bisa ditempuh sesuai dengan situasi, kondisi, dan esempatan yang tersedia.
2)      Lingkungan psikologis
          Penciptaan lingkungan psikologis yang kondusif bagi pengembangan pembelajaran bahasa Arab. Hal ini bisa dimulai dengan pembentukan citra positif bahasa Arab di mata warga madrasah, terutama siswa. Memberikan penjelasan kepada mereka bahwa pembelajaran bahasa Arab merupakan pelajaran yang menyenangkan, tidak sulit dan bermanfaat.
3)      Lingkungan bicara
          Penciptaan lingkungan bicara yaitu lingkungan yang menggunakan bahasa Arab dalam interaksi sehari-hari.
Berikut adalah beberapa teknik untuk menciptakan lingkungan bicara, antara lain:
a.       Guru bahasa Arab rajin menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi dengan siswanya.
b.      Penggunaan ungkapan bahasa Arab dalam pergaulan sehari-hari.
c.       Ditetapkan adanya hari bahasa Arab. Semua komunikasi antara warga madrasah termasuk layanan administrasi, harus menggunakan bahasa Arab.
d.      Penerapan lorong bahasa Arab. Semua warga madrasah wajib menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi jika melewati lorong tersebut.
e.       Penerapan sanksi-sanksi edukatif dan tidak memberatkan bagi yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut. Jodih Rusmajadi (2010: 13) berpendapat bahwa jika ada peserta didik bertindak sebagai “troble maker” maka guru harus segera bertindak.
4)      Lingkungan pandang/baca
Jika lingkungan pandang baca ini dirancang dengan baik, maka dapat memberikan efek yang cukup kuat bagi pemerolehan bahasa siswa. Sebagai contoh, pengaraban papan nama tertentu seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, perpustakaan dan sebagainya, pengumuman-pengumuman yang ditulis dalam bahasa Arab, dan poster-poster yang berisi kata-kata hikmah dalam bahasa Arab.
5)      Lingkungan dengar
Penciptaan lingkungan dengar bisa dilakukan dengan menyampaikan pengumuman-pengumuman lisan dalam bahasa Arab, juga memperdengarkan dan mengajarkan lagu-lagu bahasa Arab fusha.
6)      Lingkungan pandang-dengar
Penciptaan lingkungan pandang-dengar bisa dengan memanfaatkan memanfaatkan teknologi informasi, misalnya pemutaran film berbahasa Arab atau VCD program pengajaran bahasa Arab dengan multi media.
7)      Kelompok pecinta bahasa Arab
Pembentukan kelompok-kelompok pecinta bahasa Arab dengan berbagai aktivitas yang bernuansa bahasa Arab, seperti latihan percakapan, latihan pidato, diskusi, seminar dan sebagainya.
8)      Penyelenggaraan pekan Arabi
Kegiatan dalam pekan Arabi sangat beraneka ragam dan semuanya bernuansa bahasa Arab, misalnya: perlombaan-perlombaan pidato, mengarang, baca puisi, drama dan lain sebagainya.
9)      Self Access Centre
Penyediaan atau semacam sanggar bahasa Arab. SAC adalah pusat untuk mengakses berbagai pengetahuan secara mandiri tanpa bimbingan guru. Tujuan dengan diadakannya SAC ini diharapkan pembelajar dapat memperoleh pajanan seluas-luasnya.
Sebuah SAC yang lengkap memiliki:
a)      Ruang untuk pimpinan (manager).
b)      Ruang studio yang berisi komputer lengap dengan internet, CD writer dan multimedia, TV dan parabola, mesin fotokopi.
c)      Ruang rapat dan diskusi.
d)     Ruang utama.
                 Tidak semua pemikiran tersebut dapat diimplementasikan di semua sekolah dan madrasah, karena setiap sekolah atau madrasah memiliki karakteristik dan sumberdaya yang berbeda-beda.
                 Krashen sebagaimana dikutip oleh Nurhadi dalam bukunya (1995: 48) mengatakan bahwa lingkungan formal sangat berkaitan dengan masalah pembelajaran sedangkan lingkungan informal sangat berhubungan dengan proses pemerolehan bahasa. Krashen menegaskan bahwa masukan bahasa berhubungan dengan masalah pemerolehan, bukan pada pembelajaran. Artinya kemampuan untuk berkomunkasi nyata dalam bahasa yang dipelajari itu adalah hasil dari masukan yang diperoleh secara tidak sadar, yaitu istilahnya pemerolehan. Sedangkan yang diperoleh dari kelas (lingkungan formal) adalah pengetahuan tentang kaidah. Dapat disimpulkan bahwa peranan lingkungan informal memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan pengaruh lingkungan kelas (lingkungan formal) terhadap proses penguasaan bahasa kedua.

                 Belajar bahasa secara alamiah (informal) memperlihatkan hasil yang lebih baik dari pada lingkungan kelas (formal) yang memusatkan diri penguasaan secara sadar tentang aturan kebahasaan atau pemakaian bentuk-bentuk formal linguistik.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

3 komentar

komentar
13 April 2018 pukul 19.28 delete

Maaf, Ustadz punya buku-buku berbahasa arab yang menjelaskan tentang bi'ah lughowiyah?

Reply
avatar
29 Mei 2018 pukul 08.53 delete

maaf akhy, tulisan saya rata-rata dikutip dari buku-buku perpustakaan di kampus saya di Purwokerto, termasuk yang ini

Reply
avatar
Anonim
25 Januari 2022 pukul 07.15 delete

fun88 casino no deposit bonus codes for new players
Fun88 is fun88 vin an online casino that is one of the top brands sbobet ทางเข้า in the world, 메리트카지노 and has been available in various countries, including Costa Rica.

Reply
avatar