Strategi Pembelajaran Aktif

  1. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dari segi ekonomi, sosial budaya maupun dunia pendidikan.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, standar proses pendidikan spp memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan, tanpa didukung standar proses yang memadai, maka standar-standar yang lain tidak memiliki makna apa-apa. Dalam konteks ini standar proses harus memiliki perhatian yang khusus. Karena materi akan dipahami oleh peserta didik apabila dalam proses pembelajaran dilakukuan dengan tepat.
Dalam implementasi guru merupakan komponen yang paling berperan dalam standar proses pembelajaran. Sebab guru disini sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran, meskipun semua komponen harus seimbang. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi tertentu.
Pada kenyataan sekarang yang sering dijumpai guru menyampaikan dengan ceramah, hal ini membuat siswa lebih pasif. Penulis pada makalah ini akan mencoba membahas pembelajaran aktif dimana ada interaksi dari siswa sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan menghilangkan kebosanan pada siswa. Pembelajaran aktif akan membuat siswa lebih kreatif dan mengeksplor potensi serta bakat yang dimiliki oleh siswa tersebut.

  1. PEMBAHASAN
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi kuliah, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Mengapa belajar aktif?
Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi  yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? Karena salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara dari filosofi  cina, dia mengatakan:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang senang membaca, ada yang senang berdiskusi, dan ada juga yang senang praktek langsung.
Untuk dapat membantu peserta didik dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak.
Dibawah ini akan dibahas beberapa strategi pembelajaran aktif.  
Strategi pembelajaran aktif
1.      Card sort
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep. Karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek dan mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan.
Langkah-langkah.
·         Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Beberapa contoh:
v  Karakteristik hadis sohih
v  Nouns,verb, adverb, dan preposition
v  Ajaran mu’tazilah
·         Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama ( anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa menemukan sendiri.
·         Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing didepan kelas.
·         Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut berikan poin-poin penting terkait materi pelajaran/.
·         Minta setiap kelompok untuk melakukan menjelaskan tentang kategori yang mereka selesaikan.

Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori yamg mereka sortir tidak nampak. Mintalah tiap tim untuk mensortir kartu-kartu tersebut kedalam kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.
Kelemahan:
a.       Guru lebih pasif dibanding peserta didik karena guru berperan sebagai fasilitator
b.      Peran media elektronik tidak berfungsi secara optimal
c.       Lebih membutuhkan waktu yang lama
d.      Keadaan ruangan menjadi lebih ramai.
Kelebihan:
a.       Gerakan fisik yang ada mengindarkan sikap yang jenuh dan bosan
b.      Siswa menjadi lebih semangat dalam belajar.
c.       Siswa lebih memahami materi pelajaran.
d.      Meningkatkan kreatifitas guru.
2.      Everyone is a teacher here ( setiap orang adalah guru )
Kelebihan.
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.
Dengan strategi ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibatkan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Kelemahan.
a.       Proses pembelajaran lebih rumit
b.      Bagi siswa yang belum membaca materi, tidak bisa menjawab pertanyaan
c.       Bagi siswa yang suka diam, maka tidak berani mengeluarkan pendapatnya.
Langkah-langkah
a.       Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Setiap siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.
b.      Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.
Mintalah mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.
c.       Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
d.      Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan.
e.       Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.

Catatan.
Kumpulkan kertas tersebut. Siapkan panelis yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Bacakan setiap kertas  dan diskusikan. Gantilah panelis secara bergantian.

3.      Kuis tim
Prosedur.
a.       Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen
b.      Bagilah siswa menjadi tiga tim
c.       Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu.
d.      Perintahkan tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam tidak lebih dari 15 menit. Tim b dan c menggunakan waktu tersebut untuk memeriksa catatan mereka.
e.       Tim A memberi kuis kepada anggota tim B. Jika tim B tidak dapat menjawab satu pertanyaan. Tim C langsung menjawabnya.
f.       Tim A mengararahkan pertanyaan berikutnya kepada tim C dan mengulang proses tersebut
g.      Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari pelajaran anda, dan tunjuklah tim B sebagai pemandu kuis.
h.      Setelah tim B menyelesaikan kuisnya. Lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran anda, tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.
Variasi.
a.       Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya mereka memilih kapan mereka mendapat giliran menjadi pemandu kuis.
b.      Berikan satu penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi dua tim. Pada akhir pelajaran perintahkan dua tim untuk saling memberi kuis.
Kelebihan.
Kuis tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka takut.
Kelemahan.
a.       Keterbatasan waktu yang akhirnya dapat membuat siswa gugup dalam proses pembelajaran.
b.      Akan dengan jelas memperlihatkan siswa yang kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

4.      Strategi Kekuatan dua orang
Prosedur.
a.       Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran. Berikut adalah beberapa contohnya.
·         Bagaimana tubuh kita mencerna makanan
·         Apakah pengetahuan itu
·         Bagaimana kemiripan otak manusia dengan komputer
b.      Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.
c.       Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain
d.      Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan
e.       Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan lain didalam kelas.

Variasi.
a.       Perintahkan seluruh siswa untuk memilih jawaban terbaik untuk tiap pertanyaan
b.      Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus kepada pasangan tertentu, bukannya memerintahkan semua pasangan menjawab semua pertanyaan.
Kelebihan.
Aktifitas ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi yakni bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu.

Kelemahan.
Lebih membutuhkan waktu yang lama karena pembahasan dilakukan dua kali


5.      Strategi menemui pembicara tamu.
Prosedur.
a.       Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda sebagai pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan.
b.      Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi kelas ini akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format tersebut, pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pertanyaan pembuka dan kemudian bersiap menerima pertanyaan dari pers.
c.       Sebelum hadirnya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan mendiskusikan bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan dan kemudian berilah mereka kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada pembicara.
Variasi.
a.       Anda dapat memilih menghadirkan bebrapa pembicara tamu dalam waktu bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada meja dibagian depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung agar bisa berbagi informasi dan pengalaman dengan kelompok kecil, anggota kelompok akan diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan pembicara tamu dengan mengajukan pertanyaan dalam suasana yang lebih santai. Bagilah sesi pelajaran menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu masing-masing babak sesuai dengan waktu yang tersedia dan jumlah tamu. Pada umumnya 10-15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan dari satu pembicara tamu ke pembicara berikutnya sesuai dengan beralihnya babak .
b.      Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pernah mengikuti pelajaran anda untuk menjadi pembicara tamu.
Kelebihan.
Strategi ini akan memberi siswa peluang untuk berinteraksi dengan pakar pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil peran aktif dalam menyiapkan pembicara tamu.
Kelemahan.
a.       Membutuhkan biaya untuk menyiapkan pembicara tamu.
b.      Membutuhkan waktu yang lama.
c.       Apabila ruangan tidak disiapka secara tepat, akan membuat siswa jenuh, karena proses pembelajaran biasanya dengan metode ceramah.


DAFTAR PUSTAKA

Silberman, Melvin, 2011. Active Learning. Bandung: Nusa Media.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »