PENDAHULUAN
Semenjak runtuhnya daulah bani abbasiyah di Baghdad dan kemudian bangsa Mongol dan Tartar
mulai memperluas daerah kekuasaannya, hampir tidak ada lagi yang menjadi
tumpuan harapan dunia islam untuk terus berjaya. Negeri-negeri islam yang
tadinya sangat luas menjadi terpecah belah bahkan sampai sebagian ada yang
berhail dikuasai oleh bangsa mongol dan tartar yang notabenenya ingin
menghancurkan kerajaan – kerajaan islam di dunia.
Ditengah perpecahan Negeri-negeri islam dan tekanan dari bangsa mongol dan
tartar, muncullah kerajaan Usman atau daulah bani usmaniyah. Dengan
kemunculannya tersebut, negeri-negeri Islam yang terpecah belah mulai disatuan
kembali dan tekanan dari bangsa mongol dan tartar mulai diusir sampai akhirnya
Islam mampu mengulangi maa kejayaannya.
Lebih dari enam abad kerajaan turki usmani berhasil manguasai dan
mempertahankan daerah kekuasaannya bahkan meluas sampai ke menara-menara
menjulang langit di bekas kerajaan bizantium ( konstantinopel ). Akan tetapi
pada pertengahan abad ke enam belas kerajaan turki usmani mulai mengalami
kemunduran hingga akhirnya kerajaan turki berubah menjadi sebuah Republik. Hal
inilah yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.
PEMBAHASAN
- ASAL
MULA KERAJAAN TURKI USMANI
Kerajaan Turki Usmani merupakan sebuah kerajaan berdiri sejak awal abad
ke empat belas. Pada awalnya suku bangsa Usmani merupakan suku bangsa
pengembara. Mereka termasuk dalam suku
Kayi yang berasal dari asia tengah[1]. Pada
tahun 1219-1220 suku kayi yang dipimpin oleh Sulaiman menghindar dari serbuan
bangsa mongol. Suku tersebut lari ke arah barat dan meminta perlindungan dari
Sultan Jalaluddin, pemimpin terakhir dinasti khawarizm di transoksania. Akan tetapi tentara mongol berhasil
mengalahkan kerajaan tersebut. Lalu sultan jalaluddin memberi jalan agar
sulaiman dan sukunya pergi ke barat ke arah asia
kecil. Kemudian mereka menetap disana untuk beberapa saat hingga akhirnya
tentara mongol mendekat dan sampai ke negeri itu. Merekapun pergi ke negeri Anatolia ,. Dalam perjalanan tersebut,pemimpin mereka,
sulaiman, mengalami kecelakaan ketika sedang menyebrangi sungai
Eufrat.tiba-tiba sungai menjadi pasang dan pemimpin mereka tenggelam dan tidak
dapat tertolong lagi.
Setelah sulaiman meninggal, suku tersebut terpecah menjadi dua kelompok.
Kelompok yang pertama pergi ke tempat asalnya, dan yang kedua melanjutkan
perjalanan ke Anatolia . sedangkan kelompok
yang kedua yang dipimpin oleh Arthogrol anak dari sulaiman, mereka ingin
menghambakan diri mereka kepada sultan Alauddin II dari dinasti Saljuk Rum yang
pemerintahannya di Kuniya, Anatolia , Asia
Kecil[2].
. ketika Dinasti Saljuk berperang
melawan kerajaan mongol, Arthogrol membantunya,sehingga dinasti Saljuk
mengalami kemenangan. Mendengar hal tersebut, Sultan Alauddin II sangat senang
dan memberikan wilayah yang dulu bernama Dorylaeum,yang berbatasan dengan
Bizantium. Mereka menjadikan Sogud sebagai ibukota pemerintahan yang
independent yang berdiri pada tahun 1258. Di sinilah lahir Usman pada tahun
1258, bertepatan dengan hancurnya Baghdad
oleh Hulagu Khan.[3]
Pada tahun 1288 M,Arthogrol wafat dan sultan menunjuk Usman anak
Arthogrol sebagai pengganti arthogrol. Dari nama Usman inilah, kemudian muncul
nama Dinasti Usmani.
Pada tahun 1300, bangsa mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan
Alauddin II terbunuh, dinasti Saljuk pun menjadi terpecah pecah. Kemudian Usman
menyatakan dirinya sebagai raja yang pantas dan berkuasa atas daerah yang
didudukinya.
Sejak saat itulah kerajaan Turki Usmani berdiri dan Usman ibn Arthogrol
sebagai raja yang pertama.dinasti ini berkuasa kurang lebih selama enam abad.
- SISTEM PEMERINTAHAN TURKI USMANI
Kerajaan Turki Usmani merupakan kerajaan yang menganut system
pemerintahan Monarchi atau turun
temurun. Raja-raja dinasti Usmani bergelar Sultan dan Khalifah sekaligus.
Sultan menguasai kekuasaan duniawi dan Khalifah di bidang Keagamaan.[4] Dalam
memperoleh kekuaaan, tidak selalu diwariskan kepada anak tertua, tetapi juga
kepada anak yang lain yang berhak, jika tidak ada maka saudara sang raja yang
menggantikannya.
Seorang sultan juga dibantu oleh seorang Mufti dalam menjalankan pemerintahan, atau yang lebih dikenal
dengan Syaikhul-Islam dan Syaikhul-A’dham. Syaikhul-Islam mewakili
dibidang Agama, sedang Syaikhul-a’dham di bidang duniawi.
Dalam memperluas dan mempertahankan wilayah kekuasaan, kerajaan turki
Usmani membentuk pasukan Jenissari.
Otoritas patrimonial raja-raja Usmani sangatlah menonjol. Raja menganggap
bahwa Negara merupakan rumah tangganya, rakyat merupakan pembantu pribadinya.
Tentara merupakan budaknya yang secara pribadi harus setia kepadanya.
Teritorial imperium merupakan property pribadinya, bahkan sebagian diberikan
kepada kelompok penguasa dalam bentuk
iqtha’. Pengalihan hak atas pendapatan Negara dalam bentuk apapun tidak
dipandang sebagai penyimpangan atas kepemilikan yang absolut sang sultan. Hal
ini menjadikan masyarakat islam tidak menyukai system monarchi.
- SEBAB-SEBAB KRITIK
TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN TURKI UTSMANI
Telah disebutkan bahwa kemajuan kerajaan turki Usmani terjadi pada masa
Sultan Sulaiman Al-Qonuni (1520-1566)[5].
Setelah masa ini kerajaan usmani mengalami kemunduran. Penyebab kemunduran ini
terjadi karena lemahnya system birokrasi dan kekuatan sultan, serta
ketertinggalan islam dengan bangsa eropa terutama perancis dalam hal IPTEK dan
kemiliteran.
Pada abad ke-17 turki utsmani mulai memperdebatkan cara terbaik dalam
menangani kemunduran tersebut. Para modernis
menganggap perlunya mengadopsi metode yang dimiliki bangsa eropa dalam
pendidikan kemiliteran, organisasi, dan administrasi.[6]
Kemudian dipilihlah pemuda-pemuda berbakat (kaum intelektual) dan mengirim
mereka untuk belajar di perancis. Untuk mempercepat pembaruan, pada awal abad
ke-18, para ahli militer eropa didatangkan. Pada saat kaum intelektual yang
telah belajar di eropa kembali dan mencoba menawarkan system pemerintahan baru
yang menggunakan metode bangsa. Akan tetapi hal ini ditolak oleh pemerintah
turki. Hal ini juga terjadi pada sultan salim III (1789-1807). Beliau mencoba
memperkenalkan program pembaruan pertama yang dikenal dengan nizam i-jedid,
tetapi tidak mendapat dukungan dari para ulama dan kelompok militer janissari.
Ia akhirnya digulingkan pada tahun 1807, tetapi program tetap berlanjut oleh
penggantinya.
Program pembaharuan ini terbagi dalam beberapa fase, yaitu:
1.
Mahmud II (1808-1839)
2.
Tanzimat ( Abdul Majid 1839-1861)
3.
Utsmani muda ( Abdul Aziz
1861-1876 )
4.
Turki Muda ( Abdul Hamid
1876-1909)
Usaha pembaharuan turki baru mengalami kemajuan setelah penghalang
utamanya yaitu janissari, dibubarkan oleh sultan mahmud II pada tahun 1826 M.
struktur kekuasaannya dirombak, lembaga-lembaga modern didirikan, serta
sekolah-sekolah kemiliteran didirikan.[7]
Pada masa pemerintahan sultan Abdul Aziz, kekuasaan dirasa semakin
otoriter dan akhirnya membawa krisis yang berkepanjangan bagi kerajaan turki,
hal ini menimbulkan adanya tiga kelompok yang mengkritiki system pemerintahan
kerajaan turki utsmani. Yang pertama, kelompok oposisi dari kaum tradisionalis,
kedua adalah kelompok yangmengkritisi secara lebih baik dari kelompok pertama,
dan yang ketiga menginginkan penghapusan sultan sebagai kekuatan politik.
- DAMPAK
KRITIK TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN TURKI UTSMANI
Gerakan pembaharuan justru mengancam kekuasaan sultan yang absolute,
karena para modernis turki melihat bahwa kelemahan turki terletak pada
absolutisme sultan itu. Kritik yang dilancarkan para pembaharu membuat
bibit-bibit nasionalisme tumbuh. Mereka hendak membuat pemerintahan
konstitusional meskipun gagal,mereka telah berhasil melemahkan kekuatan
pemerintah pusat di istambul.
Gerakan turki muda berhasil menelorkan ideology nasionalisme yang dikenal
dengan turanisme. Dampak nyata dari ideology ini adalah runtuhnya system
khalifah utsmani yang dibangun atas pemikiran politik keagamaan yang bersifat
supra natural.
E.
AKHIR DARI TURKI UTSMANI
Tokoh utama gerakan nasionalisme adalah Mustafa kemal attaturk. Dia
dilahirkan di salonika tahun 1881 M dari keluarga modern. Dia adalah seorang
modernis yang banyak menganut pemikiran namik kemal. Mustafa berusaha keras
mewujudkan cita-citanya yaitu mewujudkan Negara turki yang modern.
Padan bulan permulaan bulan juli 1920, dia membentuk National Assembly,
dewan nasional di Angkara. Kemudian dia terpilih menjadi perwakilan rakyat
mengikuti perundingan. Dia mencetuskan beberapa langkah untuk mewujudkan turki
modern.
Langkah pertama yang di lakukan adalah menghapuskan kesultanan, sementara
kekhalifahan masih dijaga sebagai symbol persatuan, tetapi tidak memiliki
kekuatan politik. Dengan kemampuannya kemal berhasil meyakinkan Majelis agung
Nasional. Keputusan majelis mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat.
Langkah yang kedua yaitu memproklamasikan
Turki menjadi Republik,kemudian diadakan sebuah sidang majelis dan
menghasilkan keputusan bahwa bentuk pemerintahan turki yang baru adalah
Republik, presiden Turki adalah kepala Negara , dan Mustafa kemal terpilih
sebagai presiden yang pertama. Agama Negara turki adalah Islam. kemerdekaan
Turki sebagai Negara Republik diproklamasikan tanggal 29 Oktober 1923.dengan
demikian kekhalifahan telah dipisahkan dari pemerintahan Turki.
Kekhalifahan di hapuskan tanggal 3 maret 1924 M, setelah kemal
menyampaikan pidato pada pembukaan majelis dua hari sebelumnya.pidato tersebut
menekankan pada usaha penjagaan Stabilitas Republik,diciptakan system
pendidikan nasional yang seragam dan keharusan untuk membersihkan dan
meningkatkan iman Islam,dengan membebaskannya sebagai alat politik.
KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa:
· Kerajaan
Turki Usmani berdiri pada awal abad ke -14,setelah runtuhnya bani Abbasiyah,
tepatnya pada tahun 1300 M. pendirinya adalah Utsman Ibn Arthogroldanterletak
di anatholia, Asia Kecil.
· System
pemerintahan Turki Utsmani adalah Monarki, dan rajanya bergelar Sultan dan
Khalifah sekaligus
· Absolutisme
dari sultan menyebabkan terjadinya kritik dari berbagai pihak, serta berdampak
pada tumbuhnya semangat nasionalis untuk mewujudkan turki modern.
· Kerajan
Turki berubah menjadi republic pada tanggal 29 Oktober 1923,dan yang menjadi
presiden pertamanya adalah Mustafa kemal.
DAFTAR PUSTAKA
Mughni, Syafiq A. sejarah
kebudayaan Islam di Turki. Jakarta :
logos, 1997.
Maryam, Siti ,dkk. Sejarah
Peradaban Islam. Yogyakarta :LESFI,2004
Hamka. Sejarah Umat Islam Jilid
III, Jakarta :
N.V. Bulan Bintang, 1981
[1] Syafiq A. Mughni, Sejarah
kebudayaan Islam di Turki,(Jakarta: Logos, 1997), hlm 51.
[2] Siti Maryam, Sejarah
Peradaban Islam,(Yogyakarta : LESFI, 2004)
hlm 128
[3] Siti Maryam, Sejarah
peradaban Islam, hlm 128
[4] Siti Maryam, Sejarah
Peradaban Islam, (Yogyakarta : LESFI,
2004), hlm 132
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, hlm 155
[6] Syafiq A. Mughni,sejarah
kebudayaan islam di turki, halm 121
[7] Badri Yatim, Sejarah
peradaban Islam, halm 179
2 komentar
komentarSAya SUka
Replyterima kasih
Reply